Langsung ke konten utama

Tidak semua mahasiswa apatis benar-benar apatis

 Tidak semua mahasiswa apatis benar-benar apatis
Baiklah, kali ini saya akan membahas tentang mahasiswa apatis. Apa itu mahasiswa apatis? Biasanya sebutan ini diberikan kepada para mahasiswa yang datang ke kampus hanya untuk duduk mendengarkan dosen, ngumpulin tugas, bimbingan, atau sejenisnya. Sedangkan makna dari apatis sendiri adalah cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitar, atau biasa kita sebut individualis. Selanjutnya mahasiswa apatis yang akan kita bahas lebih jelasnya adalah mereka para mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi kampus. Seringkali mahasiswa apatis ini mendapat pandangan negatif dari berbagai pihak, baik dari dosen ataupun teman-teman mahasiswa sekalipun. Disini saya tidak akan memberikan judgment atapun pembelaan, yang saya harapkan dari tulisan ini semoga bisa merubah persepsi buruk dan menjadikan kita semua selalu berfikir positif terhadap segala sesuatu.
Baiklah, tidak semua mahasiswa apatis benar-benar apatis. Ini berarti bahwa diantara mereka ada juga yang memang benar-benar apatis. Beberapa alasan mahasiswa menjadi apatis :
1.      Faktor ekonomi
Perlu kita pahami bahwa tidak semua mahasiswa hanya datang ke kampus untuk kuliah, mengerjakan tugas, bimbingan, main, kumpul bareng temen, namun banyak juga dia antara teman-teman mahasiswa yang berjuang dari segi financial untuk mencukupi kebutuhan hidup di perantauan atau bahkan untuk memenuhi tuntutan biaya pendidikan (kuliah). Hal ini menjadikan beberapa mahasiswa sulit membagi waktu. “jangankan untuk mengikuti organisasi, untuk kuliah dan kerja saja kadang tanpa istirahat”, itulah ungkapan yang mungkin kita dengar apabila mereka harus menjawab pertanyaan mengapa memilih menjadi mahasiswa apatis. Atau mungkin yang lebih menyentuh “sebenernya pengen banget ikut organisasi kampus, tapi mau gimana lagi, dari pada gak bisa bayar kuliah”. Masihkan kita akan memandang dengan sebelah mata kepada mereka yang memiliki alasan begitu mulia.

2.      Faktor intelektual
Alloh maha adil, dengan menjadikan hambanya berbeda-beda dan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan secara intelektual yang sama. Ada yang langsung mengerti hanya dengan sekali medengar atau melihat saja, namun juga tak sedikit yang harus mengulanginya hingga berkali-kali. Inilah kawan, yang kadang menuntun para mahasiswa yang memang menyadari bahwa dirinya harus berusaha lebih untuk memahami sesuatu. “kalo ikut organisasi kampus, takut gak bisa ngikutin materi kuliah. Sejauh ini untuk kuliah aja IP masih pas-pasan malah sering kurang”. Itulah jawaban yang bisa kia dengar dari beberapa mahasiswa yang juga harus memilih sebagai apatis. Urusan Belajar!

3.      Faktor psikologis
Fakor psikologis akan lebih mengarah pada kepribadian seseorang. Banyak yang bilang bahwa mahasiswa adalah siswa yang besar (maha), dalam artian harus pemberani, kritikus, mandiri dsb. Namun tidak selalu demikian kenyataanya, karna bagaimanapun kepribadian sangatlah berpengaruh dalam hal ini. Misalnya untuk menjadi seorang yang pemberani haruslah memiliki latar belakang yang bagus. Karna sejatinya perkembangan kepribadian seseorang adalah melalui tahapan yang panjang sejak dia usia balita. Dalam hal ini kita tidak bisa memaksakan seseorang untuk menjadi bagaimana seharusnya. Yang harus kita lakukan adalah mendidik dan menemani agar dia mau berusaha untuk menjadi bagaimana seharusnya. “aku gak yankin bisa ikut organisasi, aku orangnya pemalu gak pinter ngomong”. Atau mngkin “aku g yakin bisa ikut seleksi organisasi kampus, aku gak bisa apa-apa”. Yang lebih parah “kalo aku ikut oraganisasi kampus paling jadi bualan temen2, aku bener-bener gak punya bakat apa2”.

4.      Atau memang benar-benar apatis
“buat apa ikut gituan?, emang dibayar?enakan juga main”. Atau “ah, sumpah..ngabis-ngabisin waktu main aja”. “emang ikut organisasi bikin gaul?, mendingan nongkrong”. Yang agak ngeles “kita kan mahasiswa udah saatnya ngurusin diri sendiri, ngapain ada organisasi sgala?”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UJI SENSIBILITAS KORNEA

I.                    Definisi Sensibilitas Kornea Kepekaan kornea terhadap rangsang atau dikenal dengan sensibilitas kornea, di semua permukaan tidak sama, yang paling peka adalah di daerah sentral dengan diameter 5 mm. Separo bagian dalam lebih sensitive daripada separo bagian luar. Separo bagian bawah lebih sensitive daripada separo bagian atas. Meridian horizontal lebih sensitive daripada meridian vertical. Boberg-Ans telah mengukur kepekaan kornea orang normal dan mendapatkan hasil sebagai berikut: 1.     Di daerah sentral dengan diameter 5 mm merupakan daerah yang paling peka yaitu dengan tekanan kurang dari 15 mg/mm 2 . 2.     Di daerah parasentral meridian horizontal dengan tekanan 15-20 mg/mm 2 . 3.     Di daerah parasentral inferior dengan tekanan 15-25 mg/mm 2 . 4.     Di daerah parasentral superior dengan tekanan 15-50 mg/mm 2...

TES MASUK PEGAWAI RSCM (PERAWAT)

Assalamualaikum.... temen-temen mahasiswa keperawatan yang  baru lulus atau baru mau lulus pasti lagi sibuk cari cari info mau kerja dimana. sama. saya dulu juga gitu. ikut tes sana-sini. bingung takut gak dapet - dapet kerja, keburu malu ditanyain tetangga. nyandang status pengangguran pasca lulus sambil galau nunggu pengumuman disana-sini. tiap denger temen seangkatan yang dapet kerja ikut seneng sih, tapi sedih juga "aku kapan".  giliran lulus galau mau ambil yang mana. hahaha but finally, I made a choice. alhamdulillah sekarang udah kerja di RSCM sebagai pegawai non PNS. udah jalan 2 taun lebih beberapa hari. oke, sekarang mau share tes masuk RSCM. buat keperawatan. pertama sering2 update web atau facebook yg share info2 loker keperawatan. RSCM sering banget bukaan pegawai perawat non PNS. dan kuotanya banyak. menurut saya tesnya juga gak susah2 banget. atau meskipun g ada bukaan bisa kirim berkas lengkap ke HRD rscm langsung, atau bisa lewat pos. dari j...

Ponpes Ibnul Qoyyim (pondokku tercinta)

skip to main | skip to sidebar copy from http://ibnulqoyyim.blogspot.com/2008/02/ponpes-ibnul-qoyyim.html PROFIL PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA A. Keadaan Umum Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim yang didirikan pada tanggal 10 Dzulqo’dah 1403 bertepatan dengan 20 Agustus 1983 adalah merupakan salah satu dari amal usaha dari PDHI Yogyakarta yang perkembangannya sampai saat ini terus menunjukkan peningkatan, walaupun peningkatan tersebut masih perlu ditingkatkan, dan bila menatap kondisi kedepan keberadaan dari sebuah lembaga pendidikan yang berbasiskan agama, kemudian bila dua hal tersebut dipadukan maka Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim untuk kedepannya adalah sebuah aset yang harus secara serius untuk diperhatikan. Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai tujuan mendidik santri agar menjadi manusia muslim selaku kader-kader Ulama dan Muba...