Langsung ke konten utama

UJI SENSIBILITAS KORNEA

I.                   Definisi Sensibilitas Kornea
Kepekaan kornea terhadap rangsang atau dikenal dengan sensibilitas kornea, di semua permukaan tidak sama, yang paling peka adalah di daerah sentral dengan diameter 5 mm. Separo bagian dalam lebih sensitive daripada separo bagian luar. Separo bagian bawah lebih sensitive daripada separo bagian atas. Meridian horizontal lebih sensitive daripada meridian vertical. Boberg-Ans telah mengukur kepekaan kornea orang normal dan mendapatkan hasil sebagai berikut:
1.    Di daerah sentral dengan diameter 5 mm merupakan daerah yang paling peka yaitu dengan tekanan kurang dari 15 mg/mm2.
2.    Di daerah parasentral meridian horizontal dengan tekanan 15-20 mg/mm2.
3.    Di daerah parasentral inferior dengan tekanan 15-25 mg/mm2.
4.    Di daerah parasentral superior dengan tekanan 15-50 mg/mm2.
Tes sensibilitas kornea penting untuk memeriksa lesi saraf kranial kelima, dan untuk mengetahui seberapa besar kerusakan kornea akibat adanya ulkus atau degenerasi. Normalnya ada refleks berkedip bila ada rangsang pada kornea, refleks tersebut disebut refleks kornea. Sebagai sensor dari refleks kornea adalah permukaan kornea yang banyak mengandung serabut-serabut saraf telanjang. Rangsang diteruskan melalui jalur aferen saraf kelima divisi oftalmikus. Rangsang diteruskan ke nucleus saraf fasialis melalui neuron internunsial. Sebagai jalur eferen adalah saraf fasialis dan sebagai efektornya adalah kedua otot orbicularis.

II.                Definisi Uji Sensibilitas Kornea

Uji sensibilitas kornea adalah uji untuk menilai fungsi saraf trigeminus kornea. Biasanya digunakan Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan penyakit mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes zooster ataupun akibat gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks. Caranya dengan meminta penderita melihat jauh ke depan. Kemudian dirangsang dengan kapas basah dari bagian lateral kornea. Bila terdapat refleks mengedip, rasa sakit atau mata berair berarti fungsi saaraf trigeminus dan fasial baik.
Pengukuran sensibilitas kornea penting untuk mendiagnosis, monitoring, dan prognosis kornea dan penyakit sistemik yang melibatkan nervus siliaris. Sensibilitas kornea dapat terpengaruh oleh antara lain, umur, warna iris, adanya arkus senilis, menstruasi, kehamilan, dan pemakaian obat topical anti inflamasi nonsteroid.
Pemeriksaan sensibilitas kornea menggunakan dua alat ukur yaitu estesiometer dan kapas pilin. Estesiometer mempunyai nilai kuantitatif sehingga hasil pengukuran tampak gradasinya dan mudah untuk dianalisa, tetapi tidak tahu nilai berapa yang dianggap positif dan nilai berapa yang dianggap negative. Sedangkan menggunakan kapas pilin hanya mempunyai nilai kualitatif yaitu positif atau negative tetapi dapat diketahui gradasinya. Penggabungan kedua alat ukur tersebut dapat menghasilkan nilai kualitatif dan kuantitatif.

III.             Alat Pemeriksaan
A.     Kapas Pilin
Kapas pilin adalah sejumlah kecil kapas bersih yang didapat dari hasil pemisahan secara paksa menggunakan ibu jari dan telunjuk, kemudian ujungnya dipilin.
B.     Estesiometer
Estesiometer adalah alat untuk mengukur sensibilitas kornea yang dalam hal ini dibuat dari bekas pisau cutter yang pisaunya bias dimaju mundurkan secara bertahap, tiap tahap perubahan panjangnya 0,5 cm. pisaunya diganti dengan filament yang terbuat dari polypropylene dengan diameter 0,1 mm (benang prolene®-ethicon 6-0) dan panjangnya 6 cm. untuk mempersempit lobang keluarnya pisau yang nantinya merupakan lobang keluarnya filament digunakan jarum nomor 24 yang ujungnya ditumpulkan.
Filament yang digunakan pada estesiometer dapat terpengaruh oleh temperature dan kelembaban, sehingga dapat mempengaruhi hasil pengukuran sensibilitas kornea. Adanya pengaruh ini dapat diminimalkan dengan pemeriksaan pasien pada tempat yang sama.

IV.              Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan sensibilitas kornea dilakukan pada mata kiri yaitu pada bagian parasentral meridian horizontal temporal, menggunakan dua macam alat yaitu:
A.     Menggunakan Kapas Pilin
Responden duduk didepan pemeriksa, kemudian mata yang akan diperiksa difiksasi dengan cara disuruh melihat kearah nasal. Kapas pilin disentuhkan pada kornea dari temporal. Bila terjadi refleks kedip dicatat sebagai sensibilitas kornea positif (+), sedangkan bila tidak terjadi refleks kedip maka dicatat sensibilitas kornea negative (-)
B.     Menggunakan Estesiometer
Responden duduk didepan pemeriksa, kemudian mata yang akan diperiksa disinari dengan lampu senter dari jarak kurang lebih 40 cm, dan disuruh melihat kearah lampu senter. Estesiometer dengan panjang filament 6 cm, diarahkan ke mata responden dan disentuhkan pada kornea parasentral bagian temporal dengan arah tegak lurus sampai filament sedikit membengkok (± 5o). Bila tidak ada refleks kedip maka pemeriksaan diulangi dengan panjang filament dikurangi 0,5 cm, begitu seterusnya sampai terjadi refleks kedip. Hasil yang dicatat adalah panjang filament terpanjang yang menyebabkan refleks kedip.

DAFTAR PUSTAKA

Supraptono, Budhi. 1999. Laporan Penelitian Korelasi Antara Penurunan Sensibilitas Kornea dengan Retinopati Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus. Semarang.

Komentar

  1. Assalamualaikum:), mbak nurul kuliah dimana?

    BalasHapus
  2. wa'alaikumsalam....kuliah dsamping kelasmu

    BalasHapus
  3. Casino, Hotel and Top Restaurants Near Casino, Tunica
    Explore Top Restaurant 안동 출장안마 Reviews in Tunica, MS for Casino, Hotel and 문경 출장마사지 Top 진주 출장안마 Restaurants 구미 출장샵 in 화성 출장샵 2021 - See 10 restaurants rated and rated by 1136 visitors. Rating: 5 · ‎1,356 votes · ‎Price range: $$

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TES MASUK PEGAWAI RSCM (PERAWAT)

Assalamualaikum.... temen-temen mahasiswa keperawatan yang  baru lulus atau baru mau lulus pasti lagi sibuk cari cari info mau kerja dimana. sama. saya dulu juga gitu. ikut tes sana-sini. bingung takut gak dapet - dapet kerja, keburu malu ditanyain tetangga. nyandang status pengangguran pasca lulus sambil galau nunggu pengumuman disana-sini. tiap denger temen seangkatan yang dapet kerja ikut seneng sih, tapi sedih juga "aku kapan".  giliran lulus galau mau ambil yang mana. hahaha but finally, I made a choice. alhamdulillah sekarang udah kerja di RSCM sebagai pegawai non PNS. udah jalan 2 taun lebih beberapa hari. oke, sekarang mau share tes masuk RSCM. buat keperawatan. pertama sering2 update web atau facebook yg share info2 loker keperawatan. RSCM sering banget bukaan pegawai perawat non PNS. dan kuotanya banyak. menurut saya tesnya juga gak susah2 banget. atau meskipun g ada bukaan bisa kirim berkas lengkap ke HRD rscm langsung, atau bisa lewat pos. dari j...

Ponpes Ibnul Qoyyim (pondokku tercinta)

skip to main | skip to sidebar copy from http://ibnulqoyyim.blogspot.com/2008/02/ponpes-ibnul-qoyyim.html PROFIL PONDOK PESANTREN IBNUL QOYYIM YOGYAKARTA A. Keadaan Umum Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim Yogyakarta 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim yang didirikan pada tanggal 10 Dzulqo’dah 1403 bertepatan dengan 20 Agustus 1983 adalah merupakan salah satu dari amal usaha dari PDHI Yogyakarta yang perkembangannya sampai saat ini terus menunjukkan peningkatan, walaupun peningkatan tersebut masih perlu ditingkatkan, dan bila menatap kondisi kedepan keberadaan dari sebuah lembaga pendidikan yang berbasiskan agama, kemudian bila dua hal tersebut dipadukan maka Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim untuk kedepannya adalah sebuah aset yang harus secara serius untuk diperhatikan. Pondok Pesantren Putra-putri Ibnul Qoyyim mempunyai tujuan mendidik santri agar menjadi manusia muslim selaku kader-kader Ulama dan Muba...